-Romance-
Apakah romance itu?
Gradien menerjemahkan novel romance sebagai novel yang menceritakan kisah perjuangan dua orang manusia (pria dan wanita) menggapai kebahagiaannya melalui hubungan cinta/asmara dan berakhir bahagia.
Jadi, novel romance tidak sesederhana novel yang “ada adegan pacarannya”. Ia harus mengisahkan perjalanan dua anak manusia yang mencoba menggapai kebahagiaan melalui hubungan cinta. Sederhananya, dari proses naksir sampai jadian.
Dalam novel romance, penulis menggambarkan lika-liku percintaan, masalah cinta yang harus dihadapi oleh karakternya, dan bagaimana menyelesaikannya. Agar novel fokus pada perjuangan karakter utamanya, maka sering kali dalam novel romance, plot minor atau subplot menjadi tidak penting.
Ada beberapa syarat umum dalam kategori novel romance, yakni:
HEA–Happily Ever After. Pembaca novel romance menyukai akhir bahagia. Masing-masing karakter menemukan apa makna cinta dan memperoleh kebahagiaanya.
Optimistic Ending–Akhir yang optimistik. Tentu, tidak semua kisah harus berakhir bahagia. Namun ada kalanya, akhir yang tidak bahagia pun mampu memberikan penghiburan bagi pembaca. Entah karena tokoh utamanya berhasil mengatasi pergulatan batin, atau berhasil memetik pelajaran dari perjalanan cintanya. Gradien mengkategorikannya sebagai optimistic ending. Salah satu novel yang mempunyai akhir optimistik adalah Message in a Bottle – Nicholas Spark.
Konflik dalam novel romance haruslah masuk akal, nyata, dan dapat diselesaikan oleh para pelakunya.
Semua konflik dan permasalahan yang dihadapi justru membantu tokoh utama mencapai tujuannya.
Inti novel romance adalah hubungan cinta/asmara. Ini menjadi penting apabila Anda hendak menggabungkannya dengan genre lain (yang diizinkan dalam lomba ini hanyalah penggabungan dengan subgenre inspirasi dan komedi).
Bagaimanakah kita mendefenisikan Young Adult romance?
Young Adult Romance Novel adalah literatur yang menceritakan perjuangan dua remaja (pria dan wanita) dengan rentang usia 15-22 tahun dalam mencari kebahagiaan melalui hubungan cinta/asmara.
Konflik, masalah, serta penyelesaiannya diceritakan dalam sudut pandang usia tersebut. Seting tempat dan waktu tidaklah menjadi prioritas utama, tetapi ingatlah bahwa pembaca YA menuntut akurasi dan detail dalam penggambaran seting.
Salah satu ciri YA romance adalah fiksi–realistik. Maksudnya, masalah dalam novel YA romance–baik yang personal maupun sosial– mencerminkan budaya Indonesia yang nyata.
Sebagai contoh, Anda dapat menulis novel dengan seting negara asing. Namun, karakter dalam novel tersebut tetap menghadapi serta bertindak dalam lingkup sosio-budaya Indonesia. Bukan berdasarkan kebiasaan atau penyelesaian yang biasa dilakukan oleh remaja Amerika, misalnya. Ingatlah selalu bahwa novel ini ditujukan untuk pembaca Indonesia.
No comments:
Post a Comment