Follow Us @elvinaramadhanti

Sunday, November 27, 2016

membuka relungan hati

Alkisah, terdapatlah seorang pengembara
yang terbangun dari keadaan tidak
sadar dan mendapati dirinya di tengah
hutan. Dia tidak tahu di mana ia berada,
dari mana dia berasal, siapa dia, dan
untuk apa dia ada di hutan itu. Yang dia
tahu adalah bahwa dia berada di sebuah
hutan belantara, dikelilingi belukar lebat,
pepohonan, binatang liar, dan tanpa
ada seorang manusia pun untuk tempat
bertanya. Di sekitar tempat dirinya
terbangun, tidak dia temukan apa pun
yang bisa mengingatkan dirinya akan asalusulnya,
dan kenapa dia ada di tempat itu.
Seiring waktu berjalan, dia mencapai titik lelah untuk mencari siapa dirinya,
dan kenapa dia berada di tempat itu. Akhirnya, yang ia lakukan dalam keseharian
hanyalah bertahan hidup, tanpa tujuan dan arah yang pasti. Hingga suatu ketika
datang seseorang yang mengaku sebagai utusan maharaja, yang menerangkan jati
dirinya melalui sebuah surat dari sang raja, bahwa dia adalah seorang pangeran, yang
berada dari suatu negeri, diutus ke tempat ini untuk mencari harta karun. Buktinya
adalah secarik kertas kecil yang diselipkan di bajunya, berisi catatan tentang siapa
dia dan misi apa yang dia bawa di hutan.
Cerita pengembara di atas, jika dianalogikan dengan kehidupan kita sebagai
manusia ibarat ‘pengembara’ yang hidup di “hutan dunia”. Seandainya saja tidak
ada utusan yang membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan kebingungan
dalam mengarungi hidup ini. Sebagaimana mereka yang tidak beriman seperti kaum
materialis, ateis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Maka, bersyukurlah kita
yang mendapatkan petunjuk dari utusan Allah Swt. yaitu Muhammad saw. yang
menyampaikan kabar gembira, memberi peringatan, dan menerangkan hakikat
penciptaan kita di dunia. Bersama beliau, diturunkanlah al-Qur’ān sebagai pedoman
hidup.

No comments:

Post a Comment