Follow Us @elvinaramadhanti

Sunday, November 27, 2016

cerita akhir di putih biru

Wuahh… sebentar lagi bakalan ada acara perpisahan. Pasti kita semua pada beda sekolah. Aku terkadang benci itu” kata Cila malas. “Setiap ada pertemuankan pasti ada perpisahannya La. Kalo kamu gak mau ada perpisahan, gak usah ketemu sama orang deh.” Cila tersenyum tipis mengingat perkataan temannya tadi. Benar juga ya, dia bakalan berpisah sama teman-teman seperjuangannya. Menanggalkan baju putih birunya dan mengenakan putih abu-abu.
Senja merebak menyilaukan mata jernihnya. Cila menatap ruang-ruang kelas di sekolahnya dari kejauhan. Dia pasti akan merindukan itu. Semua tangis, tawa, bosan, hambar, masih tersimpan jelas di ingatannya. Suara tawa temannya membuyarkan lamunannya. Salah satunya lelaki yang belakangan ini disukainya karena guru dan temannya mencomblangkan mereka. Dia tersemyum lagi. Sosok itu memiliki sifat yang sesukanya dan pastinya keren.
“Pagi guys!!!” Cila tersenyum senang menyapa teman-temannya yang lagi sibuk. Pasti sibuk mengerjakan PR. ‘Tapi, PR apa ya’ batin Cila berkata. “Cila, kamu udah siap?” Cila terkejut sama pertanyaan Nesa. “PR apa?” “Ya ampun, Cila!!! PR BIologi!” “Haaaa!!!” Cila langsung duduk di kursinya membuka lembar buku Biologinya. ‘OMG!!!’ batinnya berkata lagi. “Nesa, pinjem dong, cepet-cepet” kata Cila gusar. Nesa tersenyum melihat kelakuan temannya itu.
Nomor demi nomor telah dia isi. ‘Kok bisa kelupaan sih’ batin Cila nyela. “Hey!!! Apa-apaan ini, kalian ngerjain PR di sekolah!!” suara melengking Bu Rini mengejutkannya dan temannya. Sigap semua memasukkan LKS Biologinya ke tas. Dan pura-pura sibuk. Termasuk Cila. Yang tiba-tiba tertawa pada Nesa. Namun Nesa bingung, lalu Cila mengedip-ngedipkan matanya, dan keduanya tertawa bersama tanpa ada yang lucu. Sampai pulpen yang dipegangnya tadi tak sengaja mengenai kaki kaki sosok yang dikaguminya. Cila terkejut dan sedikit gugup. “Oh Myyy, sorry ya, sakit gak?” Tanya Cila sedikit takut. “Sakit, sakit banget” kata sosok itu sambil memperagakan muka yang kesakitan. “Muka kamu lucu” Cila tertawa. Dia tahu itu hanya pura-pura. Sosok itu akan jadi yang dirindukannya. Semua tentangnya, sengaja Cila simpan sendiri.
Ini kali kedua dia menyukai pria itu. Senyumnya selalu bisa membuat jantung Cila berdegup kencang. Rasanya, dari dulu sampai sekarang detak jantungnya tetap sama ketika berada di dekat sosok itu. Andai saja keduanya dulu menjalin komunikasi yang baik, tidak akan berakhir cerita tentang mereka. Kini, dia tak mau ada yang tahu. Dia terkadang sedikit sebal. Dia dianugrahi rasa ini lagi ketika masa SMP akan berakhir. Cila tahu, kalau sosok itu akan melanjutkan pendidikannya di luar kota. Cila tahu semua itu. Oleh karena itu, dia tak mau ada yang tahu bahkan sosok itu sekalipun. Lagian, Cila selalu ingat pesan mamanya, Cila harus fokus sama ujian-ujiannya. Segala yang gak ada sangkutannya sama ujian harus dibuang. Cila ingat betul itu. Meski jika melihat sosok itu, Cila tersenyum sendiri.
Karena cintanya tumbuh diakhir masa putih biru.

No comments:

Post a Comment